6 Hal Menarik Tentang Aliran Death Metal Yang Wajib Diketahui Penggemarnya
Sempet juga dengerin aliran musik ini. Tapi kebanyakan cuma dengerin musiknya doang. Gak begitu menghayati lirik"nya.
Walopun gak begitu seneng dengan aliran musik ini, tapi gak ada salahnya, kan, share apa yang ditemukan dari web.
Death Metal adalah sebuah sub-genre dari musik heavy metal yang berkembang dari thrash metal pada awal 1980-an. Beberapa ciri khasnya adalah lirik lagu yang bertemakan kekerasan atau kematian, ritme gitar rendah (downtuned rhythm guitars), perkusi yang cepat, dan intensitas dinamis. Vokal biasanya dinyanyikan dengan gerutuan (death grunt dipopuler kan pada akhir 80an ) atau geraman maut (death growl dipopuler kan pada akhir 80an )dengan suara tenggorokkan (guttural/gurgle)".
Berikut ini adalah beberapa fakta unik mengenai Death Metal :
1. Musik Death Metal Sangat Rumit
Walopun gak begitu seneng dengan aliran musik ini, tapi gak ada salahnya, kan, share apa yang ditemukan dari web.
Death Metal adalah sebuah sub-genre dari musik heavy metal yang berkembang dari thrash metal pada awal 1980-an. Beberapa ciri khasnya adalah lirik lagu yang bertemakan kekerasan atau kematian, ritme gitar rendah (downtuned rhythm guitars), perkusi yang cepat, dan intensitas dinamis. Vokal biasanya dinyanyikan dengan gerutuan (death grunt dipopuler kan pada akhir 80an ) atau geraman maut (death growl dipopuler kan pada akhir 80an )dengan suara tenggorokkan (guttural/gurgle)".
Berikut ini adalah beberapa fakta unik mengenai Death Metal :
1. Musik Death Metal Sangat Rumit
Meskipun suara" parau dan gitar yang kasar kadang" menganggu pendengaran (terutama bagi mereka yg hanya terbiasa dengan musik lembut), suara" tadi lebih dari sekedar kebisingan idiot.
Ada melodi, pola, dan komplektisitas untuk disadari dan dihargai jika punya cukup banyak waktu. Mungkin hal ini akan sedikit menyentil para pecinta fanatik musik melayu tanah air.
2. Tekhnik Bermusik yang Tinggi
Ketika seseorang dengan background musik dasar dapat secara instan belajar main musik pop, untuk mempelajari musik Death Metal dibutuhkan waktu yg lebih lama. Sebagai bandingannya, mungkin membutuhkan watu yang sama untuk belajar main Death Metal dengan belajar musik klasik atau Jazz.
Bandingannya, lihatlah solo dari Siksa Kubur dan Kangen Band. Bandingkan, maka akan sangat terlihat perbedaanya. Untuk instrumen perkusif, permainan drum pada Death Metal adalah sangat teknikal dan presisi.
NEXT
Klik gambar untuk perbesar
Dibutuhkan waktu bertahun" bagi seorang drummer Death Metal untuk
mencapai skill yang memadai untuk memainkan pola rhythm yg sedemikian
kompleks pada tempo yang kedengaran mustahil. Sebagian besar elemen
perkusi pada musik yang populer (dengan perkecualian musik Jazz) sangat
simpel dan kadang" hanya merupakan musik elektronik yg bukan dimainkan
oleh musisi "betulan". Inilah yang dijual ke publik. Untuk mereka yg
lebih tertarik dengan skill, Jazz dan Death Metal menawarkan suguhan
yang lebih menarik untuk menikmati bakat gitar dan drum.
3. Aksi Panggung Yang Eksploratif
3. Aksi Panggung Yang Eksploratif
Lihatlah
bagaimana para musisi Death Metal yg memainkan instrumen secara
eksploratif. Jika mencoba memainkannya sendiri, akan disadari bahwa
musisi Death Metal adalah musisi" yang sangat berbakat. Mempelajarinya
membutuhkan latihan dan dedikasi, yang menghapus stereotipe bahwa para
MetalHead adalah orang" yang malas. Mungkin juga akan terkesan betapa
energiknya para anak" Death Metal. Jangan harap ada Death Metal di
acara" seperti Dahsy*t, HipHipHu*a, Derin*s, dan sebagainya.
4. Jarangnya Plagiarisme
Dalam aliran musik Death Metal, hampir setiap musisi selalu menulis musik mereka sendiri. Termasuk riff, drum, solo, dan liriknya. Menulis musik sendiri membuktikan dimensi lain dari kepiawaian instrumental seorang musisi, menjadikan musik lebih personal dan tidak ‘pasaran’.
Jarang ditemui kasus Plagiatisme atau saling mengklaim lagu Death Metal.
5. Lirik Death Metal Kebanyakan Fiksional
Jangan lihat musiknya dari konteks atau subyek pribadi. Kebanyakan lirik di Death Metal adalah fiksi dan tidak untuk diikuti. Jadi jangan menganggap apa yang didengar di musik Death Metal adalah serius. Lirik" itu hanyalah penumpahan emosi seorang musisi pada lagunya. Mungkin liriknya terdengar tidak sopan dan sadis, tentang zombie, pembunuh berantai atau bunuh diri.
4. Jarangnya Plagiarisme
Dalam aliran musik Death Metal, hampir setiap musisi selalu menulis musik mereka sendiri. Termasuk riff, drum, solo, dan liriknya. Menulis musik sendiri membuktikan dimensi lain dari kepiawaian instrumental seorang musisi, menjadikan musik lebih personal dan tidak ‘pasaran’.
Jarang ditemui kasus Plagiatisme atau saling mengklaim lagu Death Metal.
5. Lirik Death Metal Kebanyakan Fiksional
Jangan lihat musiknya dari konteks atau subyek pribadi. Kebanyakan lirik di Death Metal adalah fiksi dan tidak untuk diikuti. Jadi jangan menganggap apa yang didengar di musik Death Metal adalah serius. Lirik" itu hanyalah penumpahan emosi seorang musisi pada lagunya. Mungkin liriknya terdengar tidak sopan dan sadis, tentang zombie, pembunuh berantai atau bunuh diri.
Tapi hal" tersebut adalah kenyataan yangg tak terpisahkan dari kehidupan
umat manusia. Jadi apakah salah bagi seorang musisi Death Metal untuk
merekam kejadian" tersebut secara fiksional menjadi sebuah lagu?
Sebenarnya banyak juga musisi Death Metal yang mengambil tema dari
cerita rakyat, atau masalah agama dan sejarah.
6. Death Metal Mempunyai Banyak Sub-Genre
Tidak semua Death Metal sama. Genre ini mencangkup banyak sub-genre yang kadang" bercampur satu sama lain. Hasilnya, sulit untuk mendeskripsikan satu band dengan satu sub-genre saja.
Berikut daftar umum untuk sub-genre Death Metal :
* Blackened – Mengadopsi tema dan elemen musik black metal.
Contoh : Behemoth
* Brutal
Contoh : Spawn of Possesion, Suffocation, Deicide, Dying Fetus, Obituary, Cannibal Corpse
* Doom – Tempo yg lebih pelan, atmosfer melankolis, growl yg lebih dalam, dan drum dobel pedal.
Contoh : Autopsy, Sepultura
* Deathcore – Drum cepat, gitar down tune, tremolo picking, scream, growl, riff melodik dan breakdown.
Contoh All Shall Perish, Job for A Cowboy, God Forbid
* Grind – Intense, musik singkat, vokal menjerit lebih menonjol.
Contoh : Carcass
* Jazz fusion
Contoh : Atheist, Cynic
* Melodic – Harmoni gitar dan melodi dengan vokal tingi.
Contoh : Arch Enemy, At The Gates, Soilwork, In Flames, Amon Amarth, Children of Bodom
* Symphonic
Contoh : Nightfall, Eternal Tears of Sorrow
* Technical/Progressive – Struktur lagu dinamis, time signature, harmoni, dan melodinya tidak umum.
Contoh : Nile, Necrophagist, Death
6. Death Metal Mempunyai Banyak Sub-Genre
Tidak semua Death Metal sama. Genre ini mencangkup banyak sub-genre yang kadang" bercampur satu sama lain. Hasilnya, sulit untuk mendeskripsikan satu band dengan satu sub-genre saja.
Berikut daftar umum untuk sub-genre Death Metal :
* Blackened – Mengadopsi tema dan elemen musik black metal.
Contoh : Behemoth
* Brutal
Contoh : Spawn of Possesion, Suffocation, Deicide, Dying Fetus, Obituary, Cannibal Corpse
* Doom – Tempo yg lebih pelan, atmosfer melankolis, growl yg lebih dalam, dan drum dobel pedal.
Contoh : Autopsy, Sepultura
* Deathcore – Drum cepat, gitar down tune, tremolo picking, scream, growl, riff melodik dan breakdown.
Contoh All Shall Perish, Job for A Cowboy, God Forbid
* Grind – Intense, musik singkat, vokal menjerit lebih menonjol.
Contoh : Carcass
* Jazz fusion
Contoh : Atheist, Cynic
* Melodic – Harmoni gitar dan melodi dengan vokal tingi.
Contoh : Arch Enemy, At The Gates, Soilwork, In Flames, Amon Amarth, Children of Bodom
* Symphonic
Contoh : Nightfall, Eternal Tears of Sorrow
* Technical/Progressive – Struktur lagu dinamis, time signature, harmoni, dan melodinya tidak umum.
Contoh : Nile, Necrophagist, Death
Tidak ada komentar:
Posting Komentar