Saffar
Profile Band Death Metal Saffar – Teori death metal
identik dengan kebrutalan melulu, gugur begitu saja jika kita menyimak
deathmetal yang diusung dan disajikan band ini. Kecuali font band mereka
yang memang didesain untuk merepresentasikan musik Saffar, selebihnya
mereka menyuguhkan warna berbeda dibanding band deathmetal kebanyakan.
Simak
empat lagu mereka yang terangkum dalam CD promo yang penjualannya
disatupaketkan dengan rilisan kaus Fuck Your Orde Seclorum. Musik yang
mereka sajikan memang tak ada beda dengan deathmetal yang banyak
dimainkan band-band asal Ujungberung, tempat asal mereka tumbuh. Namun,
dari segi lirik, lagu-lagu Saffar sangat kental bernapaskan Islam. Mulai
dari singel pertama Gorok Zionis hingga Samiri Jilat Bumi, Saffar telah
memposisikan diri sebagai band deathmetal dengan ideologi berbeda.
Mereka
sadar pemilihan jalan ideologi seperti itu membawa konsekuensi
tertentu. Salah satunya tudingan ideologi musik yang diusung Saffar
telah melenceng karena tak mengumbar kebrutalan secara total. “Tapi,
kami anggap tudingan seperti ini sebagai hal wajar. Kami yakin setiap
pilihan memili konsekuensi masing-masing,” tutur Ramon, basis Saffar.
Namun
pada akhirnya, kualitas musiklah yang banyak menentukan sudut pandang
khalayak. Seperti band lain yang lahir di Ujungbronx, Saffar menyuguhkan
deathmetal yang tipikal. Hanya saja mereka membalutnya dengan energi
yang lebih frontal.
Daya tarik utama
Saffar, terutama di atas panggung, terletak pada permainan bas Ramon.
Ia memainkan bas enam dawai dengan teknik totally taping. Gaya permainan
bas yang mungkin hanya ada satu di antara ratusan band deathmetal yang
lahir dan besar di kota kembang.
Tak
heran bila permainan Ramon banyak mengundak decak kagum. Salah satu
pengakuan atas kualitas permainan bas Ramon datang dari Bleeding Corpse.
Band deathmetal garda depan asal Ujungbronx ini sempat meminjam Ramon
saat menggelar gigs di Medan, Mei 2011.
Embrio
Saffar sendiri lahir ketika inisiatif Gilang a.k.a Acil dibuahi
kesepakatan dari Miko, Rezi, dan Fariz, untuk menjalin konfigurasi
sebuah band deathmetal. Konfigurasi itu menjadi lengkap ketika Andriz
dan Garung turut bergabung.
Namun,
langkah Saffar sempat goyah ketika Miko memutuskan undur diri. Sementara
Rezi fokus melanjutkan propaganda hidup bersama Auticed dan Fariz
menempuh jalan hidup dengan menggarap proyek bernama Lumpur. Sedangkan
Garung teguh mencurahkan konsentrasi buat Inquisisi.
Beruntung,
keluarnya tiga personel tersebut tidak membuat Gilang dan Andriz
kehabisan spirit untuk terus mengibarkan bendera Saffar. Sampai kemudian
muncul sosok antitesis bernama Parjo. Formasi sebagai sebuah band makin
solid ketika Ramon dan Iyenk ikhlas mengenakan atribut keislaman dalam
balutan propaganda bernama Saffar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar